WNI Lumpuh Karena Dipukul Yakuza Di Tokyo
http://tetekee.blogspot.com/2014/02/wni-lumpuh-karena-dipukul-yakuza-di.html
Tetekee - Seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial IY (30-an tahun) dianiaya di daerah lampu merah, hiburan malam terkenal Jepang, daerah Kabukicho Shinjuku Tokyo pada pertengahan Agustus 2013. Akibatnya WNI tersebut menjadi tak sadarkan diri cukup lama. Demikian yang disampakan oleh Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, Selasa pagi 4 Februari 2014.
Pihak KBRI dapat laporan telepon tanggal 15 Agustus 2013 lalu dari pihak sebuah rumah sakit di Tokyo. Lalu mencari tahu kasus tersebut lewat sumber di kepolisian Shinjuku, Tokyo.
"Menurut polisi dia dipukul sebenarnya hanya satu kali, telak sekali, kencang sekali, oleh seorang mafia China di sana. Tapi karena jatuh dan kepala langsung membentur trotoar jalanan di sana, maka IY langsung pingsan tak sadarkan diri lagi dan dibawa ke rumah sakit oleh entah siapa. Kami dapat telepon dari rumah sakit tanggal 15 Agustus malam hari," jelasnya.
Kronologisnya bermula saat IY yang saat itu tinggal di sebuah hotel di Yokohama, iseng main ke Kabukicho ke sebuah tempat klub malam di sana, lalu bertengkar mulut dengan seseorang yang menurut polisi adalah orang China bukan orang Jepang. Di duga orang China tersebut adalah anggota Yakuza dari China. Orang tersebut tampaknya sudah kabur ke China dan polisi masih terus mencari dan menyelidiki lebih lanjut.
"Kami sudah minta resmi kepada kementerian luar negeri Jepang dan kepolisian Jepang agar dilakukan pengusutan lebih lanjut atas kasus tersebut karena ini menyangkut keselamatan warga negara asing. Pihak polisi pun mengatakan akan mengusut lebih lanjut kasus tersebut," ungkap Ricky lagi.
Daerah Kabukicho, daerah tersebut memang dikuasai Yakuza tetapi sudah menggunakan tangan orang Korea dan China untuk mengatur pengoperasian sehari-hari. Uang hasil pemerasan disetorkan ke anggota Yakuza ke level yang lebih atas lagi.
Seorang wanita menenteng belanjaan di Kabukicho: Sejatinya, daerah Kabukicho tak beda dengan tempat-tempat belanja lain yang terlihat aman. Banyak wanita cantik berbelanja disini. Namun dibalik keramahannya, "Yakuza" beroperasi secara diam-diam dan tak kasat mata
Keributan atau pertengkaran dan perkelahian biasanya terkait uang dan salah ucap. Pihak pembeli atau tamu biasanya sering tidak konfirmasi harga di klub malam. Begitu ditagih mahal, menjadi ribut dan terjadilah perkelahian.
Pengobatan IY dibiayai separuh dari KBRI yang menghabiskan sekitar 2 juta yen dan total seluruh biaya pengobatan mencapai sekitar 5 juta yen. Sisanya dibayarkan oleh pihak keluarga IY.
Sejak pertengahan Agustus hingga awal Desember IY dirawat di rumah sakit dan beberapa bulan tak sadarkan diri, tetapi saat pulang awal Desember 2013 sudah sadar diri, "Hanya saja agak lumpuh karena ada pembuluh darah otak yang pecah saat kejadian itu tampaknya," ungkap Ricky lagi.
Source: lucgen.com
Pihak KBRI dapat laporan telepon tanggal 15 Agustus 2013 lalu dari pihak sebuah rumah sakit di Tokyo. Lalu mencari tahu kasus tersebut lewat sumber di kepolisian Shinjuku, Tokyo.
"Menurut polisi dia dipukul sebenarnya hanya satu kali, telak sekali, kencang sekali, oleh seorang mafia China di sana. Tapi karena jatuh dan kepala langsung membentur trotoar jalanan di sana, maka IY langsung pingsan tak sadarkan diri lagi dan dibawa ke rumah sakit oleh entah siapa. Kami dapat telepon dari rumah sakit tanggal 15 Agustus malam hari," jelasnya.
Kronologisnya bermula saat IY yang saat itu tinggal di sebuah hotel di Yokohama, iseng main ke Kabukicho ke sebuah tempat klub malam di sana, lalu bertengkar mulut dengan seseorang yang menurut polisi adalah orang China bukan orang Jepang. Di duga orang China tersebut adalah anggota Yakuza dari China. Orang tersebut tampaknya sudah kabur ke China dan polisi masih terus mencari dan menyelidiki lebih lanjut.

Seorang anggota Yakuza di Kabukicho memperlihatkan tattoonya
"Kami sudah minta resmi kepada kementerian luar negeri Jepang dan kepolisian Jepang agar dilakukan pengusutan lebih lanjut atas kasus tersebut karena ini menyangkut keselamatan warga negara asing. Pihak polisi pun mengatakan akan mengusut lebih lanjut kasus tersebut," ungkap Ricky lagi.
Daerah Kabukicho, daerah tersebut memang dikuasai Yakuza tetapi sudah menggunakan tangan orang Korea dan China untuk mengatur pengoperasian sehari-hari. Uang hasil pemerasan disetorkan ke anggota Yakuza ke level yang lebih atas lagi.

Seorang wanita menenteng belanjaan di Kabukicho: Sejatinya, daerah Kabukicho tak beda dengan tempat-tempat belanja lain yang terlihat aman. Banyak wanita cantik berbelanja disini. Namun dibalik keramahannya, "Yakuza" beroperasi secara diam-diam dan tak kasat mata
Keributan atau pertengkaran dan perkelahian biasanya terkait uang dan salah ucap. Pihak pembeli atau tamu biasanya sering tidak konfirmasi harga di klub malam. Begitu ditagih mahal, menjadi ribut dan terjadilah perkelahian.
Pengobatan IY dibiayai separuh dari KBRI yang menghabiskan sekitar 2 juta yen dan total seluruh biaya pengobatan mencapai sekitar 5 juta yen. Sisanya dibayarkan oleh pihak keluarga IY.

Suasana salah satu sudut Kabukicho di waktu malam
Sejak pertengahan Agustus hingga awal Desember IY dirawat di rumah sakit dan beberapa bulan tak sadarkan diri, tetapi saat pulang awal Desember 2013 sudah sadar diri, "Hanya saja agak lumpuh karena ada pembuluh darah otak yang pecah saat kejadian itu tampaknya," ungkap Ricky lagi.
Source: lucgen.com